Senin, 11 Januari 2010

Senin, 14 Desember 2009

Rabu, 02 September 2009

SEJARAH KOTA JAKARTA

Asal-usul Kota Jakarta

Sunda Kelapa (397–1527)

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Ibukota Kerajaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kalapa selama dua hari perjalanan. Menurut sumber Portugis, Sunda Kalapa merupakan salah satu pelabuhan yang dimiliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern: dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerajaan Sunda sendiri merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 sehingga pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan merupakan ibukota Tarumanagara yang disebut Sundapura. Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, kuda, anggur, dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Jayakarta (1527–1619)

Orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis. Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya Dikusumah di mana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu Mundinglaya. Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda menyebut peristiwa ini tragedi karena penyerangan tersebut membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat Sunda disana termasuk sahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta tanggal 22 Juni adalah berdasarkan tragedi penaklukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi Jayakarta yang berarti "kemenangan".

Batavia (1619–1942)

Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah singgah di Banten pada tahun 1596. Pada 1619, VOC dipimpin oleh Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian mengubah namanya menjadi Batavia. Selama kolonialisasi Belanda, Batavia berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Republik Rakyat Cina, dan pesisir Malabar, India. Mereka inilah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama suku Betawi. Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyak orang Tionghoa yang lari keluar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda. Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia berkembang ke arah selatan. Tahun 1910, Belanda membangun kota taman Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi petinggi Belanda menggantikan Molenvliet di utara. Di awal abad ke-20, Batavia di utara, Koningspein, dan Mester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah kota.

Djakarta (1942–1972)

Penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949. Semenjak dinyatakan sebagai ibukota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Rawamangun, dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dilakukan secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara lainnya (dikenal dengan awalan "kompleks"). Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Mesjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula poros Sudirman-Thamrin mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.

BAHAYA NARKOBA

BAHAYA NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.

Daftar isi

[sembunyikan]

Penyebaran

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

Efek

  • Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
  • Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
  • Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
  • Adiktif , Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
  • Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian

Jenis

  • Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

  • Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Kontroversi

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Diantara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir diantara para pengguna tertentu.

Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi.

Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India dengan "Cannabis sativa" dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia.

Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

  • Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

  • Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.

Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

  • Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

Senin, 31 Agustus 2009

Bahaya Rokok

Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak bisa kita pungkiri. Banyak penyakit telah terbukti sebagai akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Setiap perokok menghisap dua bungkus rokok, dia telah mengurangi umurnya selama 8 tahun. Begitu juga dengan orang yang kena asap dari dua bungkus rokok, akan mengurangi umurnya selama empat tahun. Walaupun hasil studi menunjukkan hasil yang mengerikan, kebanyakan perokok tidak percaya. Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya akibat buruk dari rokok bukanlah akibat yang bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek. Biasanya kerusakan yang diakibatkannya terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru bisa dirasakan langsung beberapa tahun atau beberapa puluh tahun kemudian. Hal inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.

ASAP rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Bukan hanya bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem di bidang ekonomi. Di negara industri maju, kini terdapat kecenderungan berhenti merokok, sedangkan di negara berkembang, khususnya Indonesia, malah cenderung timbul peningkatan kebiasaan merokok.

Laporan WHO tahun 1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar 1,1 persen per tahun.
Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8 persen pria dan 9,8 persen wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada kelompok remaja, 49 persen pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di Jakarta sudah merokok.

Dalam penelitian yang dilakukan Prof Soesmalijah Soewondo dari Fakultas Psikologi UI-yang bertanya kepada sejumlah orang yang tidak berhenti merokok-diperoleh jawaban bahwa bila tidak merokok, akan susah berkonsentrasi, gelisah, bahkan bisa jadi gemuk; sedangkan bila merokok, akan merasa lebih dewasa dan bisa timbul ide-ide atau inspirasi. Faktor-faktor psikologis dan fisiologis inilah yang banyak mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat.

Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan partikel. Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109 ppm. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.
p_rokok

Dampak paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

Dampak terhadap jantung
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan denaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah.

Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

Penyakit Jantung Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK. Risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
Penyumbatan pembuluh darah perifer (PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

Stroke
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain.

Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

Kebiasaan merokok

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
They are important exemplars: they do practise what they preach.
Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
From : http://www.antirokok.or.id/berita/berita_rokok_kese

Minggu, 30 Agustus 2009

Dalam Sehari, Terjadi Dua Kebakaran di Jakarta

Dalam sehari, Kamis (3/4), terjadi dua peristiwa kebakaran yang diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik yang melanda sejumlah wilayah Jakarta.

Kebakaran pertama terjadi di Jl Minangkabau RT 011 RW 12, Kelurahan Mentengatas, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Dalam peristiwa itu, lima rumah petak ludes terbakar. Peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 12.00 WIB itu diduga disebabkan adanya hubungan arus pendek atau korsleting listrik di salah satu rumah petak.

Pantauan beritajakarta.com, satu dari lima rumah yang terbakar tersebut adalah sebuah kos-kosan yang terdiri dari 90 pintu, yang seluruhnya habis terbakar. Api diduga berasal dari ruang tengah kos-kosan yang dihuni oleh Lady, salah seorang karyawati swasta. Kepulan asap dan beberapa titik api masih terjadi di sekitar lokasi kejadian. Dan itu membuat warga sekitar pun menjadi panik.

“Api menyala besar di tengah-tengah kos-kosan. Dan kemungkinan api berasal dari tempat yang ditempati Lady,” ujar Suryadi, salah satu saksi mata.

Warga yang panik tersebut tampak berlarian untuk menyelamatkan barang-barang di rumahnya. Dan tangisan pun terdengar dari seorang ibu yang rumahnya hangus terbakar. Pasalnya, uang tabungan yang ditabung selama lima tahun ini juga ikut terbakar. Ia hanya sempat menyelamatkan barang-barangnya yang terlihat saja.

Sementara itu, Ramli salah seorang yang tinggal tepat di samping rumah kos tersebut mengatakan, kejadiannya sekitar pukul 12.00 WIB. Api merembet begitu cepat, karena saat bersamaan angin berhembus begitu kencang dan cuaca siang itu begitu terik.

Ramli menambahkan, rumah kos-kosan tersebut dimiliki oleh H Saun yang telah lama meninggal dunia. “Sekarang kos-kosan itu diurus oleh anak-anaknya. Dan mereka pun tidak tinggal di kawasan ini,” katanya.

18 Unit Mobil Pemadam

Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB. Namun api sudah membakar lima rumah petak tersebut. Sebanyak 18 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di pemukiman padat penduduk itu.

Komandan Peleton Pemadam Kebakaran Jaksel, Saryono, menjelaskan, untuk memasuki kawasan tersebut, pihaknya tidak mengalami kesulitan. Namun hanya kondisi air saja yang sedikit sulit didapat.

“Dari pihak pemadam Jaksel, mengerahkan 15 unit mobil pemadam. Dan dibantu oleh pemadam Jakarta timur sebanyak tiga unit. Sementara masih ada sekitar tiga unit penunjang lainnya seperti motor dan mobil pemadam yang berukuran kecil,” ujarnya.

Secara terpisah, Lurah Mentengatas, Syamsul Bahri, mengatakan api diduga berasal dari hubungan pendek listrik arus listrik dari satu kamar kos-kosan milik Almarhum H Saun. “Tidak ada korban jiwa dalam musibah kebakaran ini. “Kami secepatnya membuat dapur umum dan posko kesehatan di lokasi kebakaran tersebut,” pungkasnya.

Kebakaran kedua terjadi di Jalan Kojan RT 003/10, Kampung Rawa Lele Kalideres, Jakarta Barat. Menurut informasi yang diperoleh, kebakaran yang menghanguskan belasan rumah tinggal itu terjadi sekitar pukul 11.20 WIB. Penyebabnya, diduga akibat kosleting listrik dari salah satu rumah kontrakan milik YL (50) dan SN (45). "Sedikitnya ada sebelas pintu," kata Jalih, Ketua RT setempat, Kamis (3/4).

Ia mengatakan, cepatnya api yang menjalar mengakibatkan para penghuni kontrakan tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan harta benda dan surat berharga lainnya. Beruntung, kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Sekitar setengah jam kemudian, kata dia, petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi. Namun karena sempitnya jalan masuk membuat petugas kesulitan menjangkau titik api. Beruntung banyak warga yang membantu dan akhirnya api dengan cepat dapat dipadamkan. "Sebelum petugas datang, warga berbondong-bondong membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya, sehingga api bisa dicegah dan tidak menyambar bangunan terlalu banyak," ungkapnya.

Sari, (42) tahun, salah seorang korban mengatakan, ia melihat kobaran api dari salah satu rumah kontrakan. Api dengan cepat menjalar ke rumah lainnya yang berhimpitan. "Tidak satu pun harta benda dan surat berharga kami yang bisa diselamatkan," tutur Sari sedih. "Uang yang saya simpan sebesar Rp 6 juta pun hangus terbakar," ucapnya.

Ia memperkirakan, kerugian yang diderita akibat kebakaran yang menghanguskan rumah kontrakan itu mencapai Rp 20 juta. "Untung kedua anak saya bisa selamat," ujarnya.

Sarono, Perwira Piket Sudin Pemadam Kebakaran Jakarta Barat yang dihubungi mengatakan, pihaknya menerima sinyal otomatis adanya kebakaran itu pada sekitar pukul 11.55 WIB. Satu unit mobil pemadam kebakaran dari Pos Citra I yang terdekat segera meluncur ke lokasi, selanjutnya disusul unit mobil pemadam kebakaran dari pos lainnya dan Posko Sudin Kebakaran Jakarta Barat. Api dapat dikuasai sekitar pukul 12.30 WIB dengan dibantu 18 unit mobil pemadam kebakaran. Akibat musibah itu, kata Sarono, 20 petak hunian di atas areal seluas 300 meter persegi musnah. Dan 20 KK atau 85 jiwa kehilangan tempat berteduh. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 350

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANJIR DI JAKARTA
Jumat pagi 2 Februari itu saya yakin sekali kalo Jakarta bakal banjir seperti tahun 2002, hujan yang tidak kunjung reda, bahkan semakin kenceng pagi itu. Ternyata hujan hari itu merupakan curah hujan tertinggi di Jakarta 10 tahun terakhir. Mulai dari jam 10 malem tanggal 1 Februari sampe jam 12 siang esok harinya. Keyakinan saya terbukti waktu saya menyalakan tipi pagi itu. Banjir dan kemacetan terjadi dimana-mana. Saya putuskan pagi itu gak usah masuk kantor, meski kalo jalan kaki cuman 6-7 menit :D. Sambil baca peta Jakarta buatan Pak Gunter, saya mencari lokasi-lokasi banjir yang disebutkan oleh stasiun televisi. Hmmmm, ternyata menarik sekali distribusi lokasi banjir tersebut. Faktor secara umum dibagi menjadi dua bagian yang terkait satu sama lain, yaitu faktor fisik dan faktor manusia. Faktor fisik sederhana dapat digunakan siklus hidrologi.

Hujan deras dengan curah hujan tinggi, menghasilkan banjir kiriman dari daerah Puncak yang kabarnya ’gundul’, mengalir ke wilayah Jakarta menuju ke Laut Jawa. Untuk mencapai Laut Jawa, aliran air ini mengalir melalui sungai-sungai meander yang dibeberapa tempat terhalang sampah, drainease buruk, pembangunan saluran air yang parsial, perubahan fungsi lahan, plus ketinggian muka air laut yang sejajar pada beberapa tempat, menghasilkan aliran permukaan yang tidak beraturan dan tentunya banjir...


CURAH HUJAN
Ada cerita saat banjir kemaren bahwa, seorang teman apartemennya ikut kebanjiran gara-gara saluran air di kamar mandinya mampet. Nah kalo airnya dikit tentunya tidak sampai banjir kan...?! :D. Meski hujan merupakan salah satu sumber air penyebab banjir dipermukaan bumi (selain luapan air laut, bendungan jebol, pencairan glesier, dst), tetapi biasanya hujan yang paling sering disalahkan, sehingga manusia kemudian menciptakan alat pengukur curah hujan. Alat ini biasanya ada dalam stasiun pengamatan cuaca. Tidak cuman satu alat, tapi banyak alat yang dipasang tersebar pada suatu daerah. Hasil pengamatan beberapa stasiun itu kemudian digabungkan hasilnya menggunakan metode polygon thiessen untuk kemudian menghasilkan peta curah hujan dalam satuan milimeter. Curah hujan yang di atas normal tentunya berpengaruh sekali terhadap peluang banjir. Berhubung curah hujan tertinggi di Indonesia terjadi selama bulan Februari-Maret, tentunya banjir biasanya terjadi dalam periode ini.

SALURAN AIR
Banjir di Jakarta sebenernya terjadi sejak lama, Jaman Jakarta masih bernama Batavia pun sudah terjadi banjir. Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Soepardijono Sobirin mengatakan bahwasannya sekitar 40 persen dari luas Kota Jakarta ketinggiannya hampir sama dengan permukaan air laut. “Meskipun tidak ada pemukiman, tetap saja banjir, termasuk banjir siklus lima tahunan seperti sekarang ini”. Kondisi ini, lanjut Sobirin, diperparah dengan penataan drainase yang parsial. Di daerah Kalapa Gading, misalnya, banyak pengembang yang menawarkan perumahan elite. Namun, tidak ada sinergi antara drainase perumahan yang satu dengan perumahan lainnya. “Akibatnya, air yang mengalir hanya di situ-situ saja. Tidak bisa keluar. Bayangkan kalau kemudian terjadi hujan lebat,” kata Sobirin.

Di Jakarta, membuat selokan yang baik itu bukan merupakan budaya atau patokan tata aturan pembuatan bangunan. Rumah-rumah pada daerah pemukiman padat penduduk non-perumahan biasanya memiliki saluran air seadanya. Ukuran satu kilan tangan dipakai untuk menangani limbah rumah tangga beberapa puluh rumah. Belum lagi warga yang membuat sambungan ’buk’ rumah dengan jalan tanpa memperhatikan hubungan antar selokan, sehingga seringkali tampak ada selokan menggenang untuk tempat sampah dan selokan yang kering kerontang yang dijadikan tempat bakar sampah dalam satu rute. Jangan salah ya, gedung2 bertingkat di Jakarta pun sering tidak memperdulikan kualitas gorong-gorong di depan gedung tersebut, misalnya genangan air di daerah Balai Kartini yang selalu muncul disaat hujan.

Yang paling parah, tegas Sobirin, adalah rusaknya daerah aliran sungai (DAS). Jakarta memiliki delapan DAS, yakni Das Cisadane, Angke, Ciliwung, Rukut, Sunter, Cilincing, Cikarang, dan Bekasi.
Yang paling besar adalah Cisadane dan Ciliwung. “Yang kecil-kecil semakin kerdil dan hilang karena pemukiman. Bantaran sungai semakin hilang karena diduduki pemukiman. Para pengembang bermunculkan tanpa melihat aliran air,” kata Sobirin. Sobirin mengatakan, semestinya, 30 persen dari total luas DAS seperti Ciliwung dan Cisadane itu berbentuk hutan. Maraknya alih fungsi di beberapa daerah memberikan andil besar membuat bencana banjir. Pasalnya, kemampuan alam menampung air menjadi sangat terbatas.

MEANDERNYA SUNGAI JAKARTA
Ada 13 sungai dan anak sungai yang mengalir ke Jakarta. Sungai ini sebagian besar polanya meander, berkelak-kelok. Anda bisa cek pola meander ini pada peta Gunter mulai dari Kali Angke, Pesanggrahan, Ciliwung, Kali Krukut, dst atau wilayah2 yang disebutkan sebagai lokasi banjir di Jakarta. Sungai ini otomatis akan membuat aliran air lebih lambat dan lama tergenang sebelum mencapai titik outlet.
Kalo pernah liat kali Krukut, sungai ini masuk kategori anak sungai yang bentuknya meander juga. Lebarnya di daerah perumahan warga wilayah Bangka sekitar 5 meter, tapi jangan salah Kali Krukut ini untuk wilayah Cilandak, ada yang lebarnya hanya 2 meter. Menciut melebar menciut melebar, yang tentunya banyak terdapat jebakan-jebakan air (pothole) didalamnya.

Jebakan air ini memiliki volume air yang besar, dan siap muntah diwaktu hujan dan menghasilkan debit yang cukup besar untuk menjadi banjir. Sungai ini juga ini ditugaskan untuk menangani aliran limbah rumah tangga dan industri wilayah yang menurut saya cukup banyak. Jadi sepanjang musim penghujan normal, muka airnya termasuk tinggi. Jadi wajar kalo ada hujan agak lamaan dikit dijamin bikin banjir, misalnya pada jembatan pada daerah jalan Kapten Tendean yang menghubungkan Kuningan dengan Blok M. Dan jangan salah, pada sempadan atau dataran banjirnya pun ada beberapa perumahan elit, ya tentunya jadi langganan banjir.


Kali Krukut yang merupakan anak sungai sering meluap ke Jalan Kapten Tendean-Kuningan Barat. (Peta Gunther, 2004 dan GoogleEarth 2007).
Untuk mengurangi tinggi debit sepanjang meander ini ya sebagai solusinya mungkin perlu dibuat sudetan sepanjang meander-meander, seperti yang dilakukan pada meander-meander pada Sungai Bengawan Solo. Dengan harapan aliran air akan berjalan lebih cepat dan tidak menggenang kelamaan.

PEMBANGUNAN KOTA
Banyak penelitian yang menunjukkan fenomena perubahan penggunaan lahan sebagai pemicu banjir, terutama perubahan lahan ke arah permukiman.
Kalo kembali ke peta Gunter, tampaknya sih solusi banjir kanal yang didengungkan VOC itu gak cukup lagi. Daerah banjir itu umumnya terjadi sepanjang sempadan meander-meander sungai yang sudah beralih fungsi menjadi perumahan, fasilitas umum, rumah sakit, dst. Bisa Anda cek langsung penggunaan lahan pada wilayah sepanjang Sungai Ciliwung, meski hanya pake peta Gunter sekalipun akan tampak ruas-ruas jalan pemukiman yang sebenarnya masuk dalam batas wilayah sempadan. Perlu diingat pula kalo istilah lain dari sempadan sungai adalah ’dataran banjir’. Resiko orang tinggal di dataran banjir, ya.... kebanjiran.

Dataran banjir yang ada disepanjang meander Kali Ciliwung. (GoogleEarth, 2007)

Tata penggunaan lahan yang sudah kadung daerah Jakarta, diistilahkan seperti membuat telor ceplok di wajan penggorengan dan membentuk kerak telor yang tidak beraturan bentuknya (kompas.com). Rawa diembat, sempadan diembat, lahan hijau diembat. Resapan air di-’delete’, masih mending kalo lokasi-lokasi tersebut bisa di-‘cut’ lalu di‘paste’ di tempat lain. Tentunya akan sulit buat pemerintah DKI Jakarta mengubah lahan-lahan terbangun yang kadung ’mateng’, kembali menjadi wilayah resapan, kawasan hutan kota, dst. Apalagi mengganti fungsi rawa yang telah menjadi penjinak banjir Jakarta berabad-abad lamanya (...).
Secara teori sih perubahan penggunaan lahan rawa ke permukiman atau perkantoran sih oke, tapi seringkali syarat mutlaknya kurang diperhatikan, yaitu saluran air yang ’sempurna’.


SAMPAH
Lahan terbangun yang telah mencapai 80% dari seluruh wilayah DKI Jakarta, membuat warga Jakarta yang tinggal dipemukiman padat biasanya kesulitan untuk membuang sampah. Maka, selokan atau sungai pun menjadi media untuk tempat buang sampah atau bakar sampah, bahkan itu menjadi semacam kebiasaan. Saya sering temui anak-anak kecil yang malah disuruh buang sampah di selokan oleh orang tuanya. Tentunya harapan para pembuang sampah bahwa sampah yang dibuang di selokan itu akan mengalir ke sungai tidak terjadi karena apa yang mereka buang itu malah menambah buruk saluran air yang memang sudah buruk. Tentunya ini disebabkan karena beragamnya asal muasal daerah dan karakter warga Jakarta. Ada yang kaya tapi ’ndeso’, misalnya tampak dari mobil2 niaga tahun terbaru tapi buang sampahnya di jalan, ada yang memang di kampungnya buang sampah di kali merupakan kebiasaan, dst. Ini cukup mengerikan, tapi itulah yang terjadi. Di sepanjang Sungai Ciliwung, sampah dalam bungkusan plastik menggunung.

Pernah sebuah stasiun tivi menayangkan volume sampah yang ada di pintu air Manggarai dapat dinaiki oleh pemulung saking banyaknya. Padahal kedalaman pintu air ini dapat mencapai 10 meter dan menjadi indikator waspada banjir di Jakarta. Coba bayangkan dalam sampah yang tertahan pada pintu air ini. Saya gak mau naif yah, bisa jadi saya menjadi salah satu kontributornya secara tidak langsung. Memang ada tukang sampah yang ngambilin sampah tiap hari, tapi saya juga nggak tanya sampah tersebut dibuang kemana, itu kan tanggung jawab tukang sampah itu, hehehe...
Bencana erosi selalu datang menghantui
Tanah kering kerontang banjir datang itu pasti
Isi rimba tak ada tempat berpijak lagi
Punah dengan sendirinya akibat rakus manusia
Lestarikan hutan hanya celoteh belaka
Lestarikan hutan mengapa tidak dari dulu saja
(Karya : Iwan Fals-Album Opini 1982)

SOLUSI
Kalo yang baru cari-cari rumah/kontrak,
Pilih perumahan yang jauh dari sungai dan anak sungai. Luapan banjir ini biasanya berasal dari sungai dan anak sungai. Biasanya yang terkena pertama kali adalah daerah sempadan sungai. Kadang juga ada perumahan bebas banjir yang ikut-ikut kebanjiran, gara-gara perumahan tetangga yang kebanjiran buang air (dipompa) melewati gorong-gorong perumahan bebas banjir.
Pilih daerah yang berkontur tinggi. Kontur tinggi ini bisa dipilih pada daerah-daerah Selatan Jakarta, seperti Depok, Kelapa Dua, Bogor dst. Kontur yang tinggi biasanya tidak mungkin ada pada daerah sempadan sungai. Namun demikian, meski tinggal dekat sungai, tapi kalo sungainya berbentuk lembah sungai yang dalam, ya bakal aman. Contohnya beberapa lokasi di dekat Kali Pesanggrahan, memiliki lembah sungai yang dalam.
hindari daerah-daerah yang berdekatan dengan bekas rawa. Gampangannya daerah berjudul 'Rawa', misal Rawa Buaya, Rawa Bebek, dst. Dari namanya aja udah ketahuan kalo itu daerah rawa yang alih fungsi :D. Biasanya perubahan penggunaan lahan rawa menjadi daerah terbangun, tidak diimbangi dengan pembuatan saluran air yang benar-benar sesuai. Padahal pembangunan saluran air pada daerah bekas rawa ini merupakan syarat mutlak untuk konservasi dan pengganti fungsi rawa tadi. Hasilnya banjir di daerah bekas rawa maupun sekitarnya, misal daerah Kelapa Gading.
Kalo yang udah kadung beli rumah daerah banjir, beli aja kasur pompa model DRTV. Kasur ini bisa dilipat dalam ukuran kecil sehingga mudah disimpan dan gak makan tempat. Kalo banjir tinggal dipompa untuk ngungsi.